Mengenal 3 Macam Jahitan Persalinan

Tak sedikit para ibu yang mulia tersebut ketika melahirkan akan mengalami robek pada bagian keluarnya bayi. Bak selembar kain yang sobek, robekan tersebut bisa diperbaiki atau dirapikan kembali dengan cara dijahit.

Tapi yang menjahit tentu saja bukan tukang jahit atau taylor, melainkan adalah seorang dokter kandungan atau bidan. Meskipun demikian, teknik menjahitnya tak jauh berbeda dengan cara menjahit kain.

Seperti apa saja ya macam-macam jahitan pada persalinan itu? Simak berikut ini.

Pada saat terjadi robekan sesegera mungkin dilakukan penjahitan pada daerah yang robek agar bisa kembali bersatu tak suatu rintangan yang berarti.

Penjahitan terlebih dahulu dilakukan anastesi atau pembiusan lokal. Namun jika luka robekan sangat luas atau ibu tidak kooperatif, maka bisa dilakukan bius umum.

Dalam beberapa kasus, kondisi luka yang telah dijahit bisa saja terbuka kembali. Dan jika hal itu sampai terjadi, maka diperlukan operasi atau jahit ulang yang bisa dilakukan setelah 3 bulan pasca melahirkan.

Mengenal 3 Macam Jahitan Persalinan

Mirip dengan menjahit kain, jahitan persalinan pun ada macam dan jenisnya.

1. Jahitan interuptus.

Yaitu tekni jahitan dimana setiap kali dilakukan tusukan selalu dilakukan atau membuat simpul.

2. Jahitan kontinyu (jelujur).

Yaitu teknik menjahit berkesinambungan, disimpul pada akhir jahitan. Dilakukan pada hampir semua kondisi, bisa dilakukan di setiap lapisan jaringan.

3. Jahitan subkutikular atau jahitan pada kulit.






Merupakan salah satu variasi dari jahitan kontinyu. Biasanya dilakukan pada tempat-tempat dimana ada lapisan tersebut tidak boleh terjadi pengerutan akibat jahitan subkutikuler biasa dilakukan pada lapisan kulit sehingga benang tidak tampak dari luar.

Tak hanya ragam jahitan, jumlah jahitannya pun bervariasi tergantung dari derajat robekannya. Yang bisa diartikan kalau jahitannya banyak, bisa dipastikan bahwa luka robeknya agak lebar.